Oleh : L. Muh. Hasan Harry Sandy AME (Sekjend PP FMN)
A. Situasi Umum Internasional
Selain karena penggelembungan kredit perumahan, krisis yang terjadi ditubuh imperialisme saat ini juga terjadi karena overproduksi persenjataan dan produk Industri lainnya sejak tahun 2002 yang tidak sesuai dengan kebutuhan pasar. Penggelembungan kredit dan over produksi tersebut menyebabkan hutang bagi rakyat dan kolaps atau bangkrutnya perusahaan-perusahaan besar milik imperialis. Kenyataan-kenyataan yang ditunjukkan dalam Perkembangan situasi umum dunia baik dilapangan Ekonomi, Politik, Militer dan kebudayaan saat ini tidak menunjukkan perubahan apapun atas situasi krisis yang terjadi dalam tubuh Imperialisme.
A. Situasi Umum Internasional
Krisis umum Imperialisme saat ini terus menuju perkembangannya yang semakin akut dan kronis. Krisis yang terjadi sejak awal 2008 ini disebabkan karena spekulasi kredit perumahan yang diciptakan oleh imperialisme yang pada kenyataannya kembali mengakibatkan penggelembungan kredit perumahan yang tidak bisa diselesaikan karena tidak sesuai dengan kemampuan atau daya beli masyarakat. Ditengah tingginya beban pajak yang yang harus ditanggung masyarakat, dilain sisi bunga kredit perumahanpun terus naik, sementara pendapatan masyarakatnya tidak pernah meningkat, sehingga kenyataannya memuncak dengan ketidak mampuan masyarakat membayar bunga kredit yang tinggi.
Secara umum dalam analisis perkembangan situasi Internasional saat ini lebih menyoroti pada problem krisis dan perkembangannya. Dalam Analisis yang didasarkan pada keadaan objektif atas perkembangan umum internasional saat ini, kita tidak ada koreksi atas keadaan umum internasional. Faktanya adalah, sampai saat ini situasi krisis umum imperialisme tidak terselesaikan atau tidak menunjukkan perubahannya yang lebih baik bahkan dalam perkembangannya menunjukkan bahwa krisis Internasional semakin akut dan tajam.
Perkembangan terbaru situasi krisis saat ini terus menghantam banyak negara terutama negara-negara Eropa seperti Yunani, Itali, Francis dan Spanyol. Kerasnya laju Inflasi saat ini mengakibatkan terjadinya defisit Anggaran di Negara-negara Eropa tersebut, bahkan United Kingdom (Inggris) sempat mengalami kekosongan KAS negara. Situasi tersebut juga memicu terjadinya pemogokan umum (General Strike) buruh. Di Yunani menunjukkan peningkatan gerakan rakyat serta meningkatnya keteganan di Timur tengah. Demikian pula di Spanyol yang menunjukkan peningkatan angka pengangguran.
Terjadinya Inflasi juga mengakibatkan defisit anggaran pada lembaga-lembaga donor Internasional, sehingga negara-negara yang bekerjasama dengan lembaga-lembaga donor tersebut dipaksa untuk melakukan pemotongan subsidi disetiap sektor, termasuk sektor public (Public Service). Hal lain dalam perkembangan situasi Internasional saat ini juga menunjukkan tindakan kekerasan terhadap rakyat semakin meningkat. Tindakan kekerasan yang anti manusiawi juga telah ditunjukkan dengan terjadinya kasus penyerangan terhadap kapal Mavi Marmara yang mengangkut relawan dan barang-barang bantuan kemanusiaan seperti obat-obatan dan bahan makanan menuju Gaza beberapa bulan lalu.
Posisi dan kedudukan Amerika Serikat (AS) dalam perkembangan situasi dunia saat ini masih menunjukkan kekuatannya sebagai kepemimpinan tertinggi Imperialisme. AS masih menunjukkan dominasinya sebagai kekuatan terbesar imperialisme yang ditopang dengan kekuatan Capital dan Militernya yang masih unggul dari Negara-negara Imperialis lainnya, terutama dalam aspek ekonomi dengan Oligarchy Finance dan Export Capital.
Dalam aspek ekonomi situasi Internasional menunjukkan perkembangan krisis yang semakin akut, tajam dan bar-bar. Imperialisme dibawah kepemimpinan AS terus berupaya untuk menyelesaikan krisis tersebut dengan berbagai upaya. salah satu upaya yang dilakukan Imperialisme AS adalah dengan menjalankan konsep ekonomi Neoliberal yang menekaknkan pada praktek Privatisasi, Liberalisasi dan Deregulasi dan pencabutan subsidi publik. Kenyataan krisis yang tidak menunjukkan perubahan yang makin baik, membuat Imperialisme semakin gelabakan dalam menyelasaikannya, sehingga jalan keluar yang dilakukan tetap dengan jalan keras ataupun damai.
Jalan keras yang ditunjukkan Imperialisme dalam upaya penyelesaian krisis terbukti dengan berbagai agresi terhadap negara-negara jajahan dan setengah jajahan, terjadinya tegangan disemanjung korea yaitu adanya konfrontasi Korsel versus Korut, Adanya ketegngan ditimur tengah antara Israel dan palestina yang mengakibatkan penyerangan Mavi Marmara, serta ketegangan antara Iran yang lansung berkontradikasi dengan US. Slain itu, Imperialisme AS juga terus melakukan perluasan pengaruh militernya termasuk dengan memperbanyak anggota NATO ke berbagai negara serta kebijakan national securitynya yang di gagas sejak tahun 1993, yang point utamanya meliputi: a). AS bisa mencegah negara manapun untuk mengembangkan kemampuan militernya, b). AS bisa melakukan tindakan preventif terhadap negara yang dianggap membahayakan AS dan sekutunya, c). AS bisa terlepas atau terbebas dari keputusan atau aturan dari internasional/PBB.
Jalan damai yang dimaksud dalam penyelesaian krisis sebagai upaya Imperialis AS adalah dengan membangun kerjasama melalui pertemuan-pertemuan bilateral seperti Pertemuan antar Negara atau Regional dan FTA maupun multilateral seperti pertemuan G-6, G-7, G-8 hingga G-20. Melalui pertemuan dan forum-forum tersebut AS terus memperkuat dirinya dengan berbagai kebijakan yang mengikat bagi negara-negara yang bergantung termasuk seperti Indonesia.
A. Situasi Umum Dalam Negeri
Perkembangan situasi umum suatu Negera baik dalam aspek ekonomi, politik dan budaya akan sangat dipengaruhi dengan perkembangan umum dunia, terlebih Negara-negara yang masih bergantung terhadap negara lainnya termasuk negara jajahan maupun negara setengah jajahan dan setengah feodal dengan orientasi produksi Eksport dan sangat tergantung atas produk. Indonesia dengan karakter setengah jajahan dan setengah Feodal dibawah dominasi Imperialisme AS masih berada dalam keadaan yang semakin terbelakang baik secara Ekonomi, Politik dan Budaya. Fakta tersebut dibuktikan dengan kenyataan hidup rakyat Indonesia yang terus merosot.
1. Ekonomi
Krisisi dalam Negeri yang melanda Indonesia saat ini akibat laju krisisi umumimperialisme yang makin kronis, dipicu oleh tiga factor utama yang makin menjerumuskan rakyat dalam lubang penderitaan yang makin dalam yaitu “Monopoli atas lahan dan tambang yang makin luas dan ketergantungan atas Import, Meningkatnya utang Negara dan swasta mencapai 1,780 Trilliun, serta politik upah murah yang kian menjerat kehidupan klas buruh”.
Monopoli lahan yang makin luas ditunjukkan dengan makin meluasnya eksploitasi atas sumberdaya alam, makin meluasnya perkebunan dan industri besar yang dilakukan oleh komprador dan tuan tanah. Saat ini monopoli terbesar dilakukan oleh 10 (sepuluh) perusahaan swasta terbesar yang mencapai monopoli hingga 5,3 juta Ha. sedangkan monopoli atas tambang terutama batubara dalam 5 (lima) tahun terakhir mencapai 84 juta Ha yang tersebar diberbagai daerah. Selain itu juga terjadi pengaplingan atas laut melalui UU HP3, serta monopoli yang atas tanah yang dilakukan oleh Negara melalui Taman Nasional 23,3 Ribu Ha, PTPN dan TNI.
Politik Upah Murah yang dijalankan oleh Pemerintah saat ini makin menjauhkan klas buruh dan rakyat lainnya dari standar hidup layak. Sistem pengupahan yang diberlakukan di Indonesia tidak sesuai dengan kenyataan perkembangan ekonomi dan pendapatan rakyat. Inflasi yang sedang berkembang diberbagai Negara termasuk di Indonesia tidak dijadikan sebagai referensi yang harus disesuaikan oleh Pemerintah dalam menetapkan upah. Sebagai Contoh, Standar KHL yang ditetapkan oleh Dewan Pengupahan khusus untuk Jakarta hanya 1,3 Juta. KHL yang ditetapkan tersebut didasarkan pada hasil Survey dewan pengupahan dalam Periode Januari-Juli, sedangkan kenyataan dibulan Agustus-Desember tidak diperhitungkan. Kenyataan menunjukkan bahwa saat ini terjadi Inflasi akibat kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) yang menyebabkan kenaikan harga Kebutuhan pokok. Selain itu, Agustus mendatang sudah memasuki Bulan Puasa dan Lebaran (Idul Fitri) pada bulan September yang sudah pasti akan mengakibatkan inflasi atas kenaikan harga kebutuhan pokok. Kenyataan tersebutpun tidak diperhitungkan oleh dewan Pengupahan.
Kenyataan-kenyataan yang ditunjukkan dengan beberapa Ciri diatas mengakibatkan kemerosotan ekonomi rakyat. Makin meluasnya monopoli atas lahan tentunya akan mengakibatkan hilangnya sandaran hidup kaum tani dan sudah tentu menyebabkan peningkatan angka penganggurran ditengah keterbatasan Lapangan Tenaga kerja yang disediakan oleh Pemerintah. Sedangkan Utang Negara dan swasta yang terus membengkak akan mengakibatkan pemaksaan terhadap rakyat menanggung beban huutang tersebut baik melalui pajak ataupun pemotongan upah bagi buruh serta berbagai regulasi yang melahirkan kebijakan-kebijakan yang menjerat rakyat termasuk kebijakan-kebijakan Privatisasi dan Liberaisasi disektor-sektor public. Rendahnya Kebutuhan Hidup Layak yang ditetapkan oleh Pemerintah mengakibatkan penyerapan pendapatan rakyat yang tidak sesuai dengan kebutuhan hidupnya.
2. Politik
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) masih menjadi klas penguasa yang menjadi boneka Imperialisme yang selalu siap menjalankan kebijakan ekonomi Neoliberal Produk Imperialisme. Kenyataan tersebut terbukti dengan berbagai kebijkan dan kesepakatan-kesepakatan yang diambil dengan Negara-negara Imperialisme. Situasi Politik lainnya menunjukkan adanya pertentangan antar klik Reaksi untuk memperebutkan kekuasaan, Memperebutkan posisi sebagai Rejim boneka Imperialisme. Praktek penguasa yang tidak pernah memiliki kehendak untuk memajukan budaya dan kesejahteraan rakyat (Anti Rakyat) sudah pasti me gakibatkan semakin merosotnya kehidupan ekonomi rakyat dan terus mendapatkan represif dari klik reaksi terutama dipedesaan.
Kesetiaan Pemerintah, SBY sebagai klas penguasa sekaligus menjadi boneka Imperialis yang bersedia melakukan apa saja untuk memenuhi kehendak Tuan Imperialisnya dibuktikan dengan penyerahan sumberdaya Alam dan manusianya secara besar-besaran terhadap Imperialis melalui kolaborasi jahat borjuis komprador dan Tuan Tanah. Bahkan SBY semakin membuktikan kesetiaanya dengan berbagai tindak kekerasan yang dilakukan terhadap rakyat dalam menyelesaikan kasus yang dihadapinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar