PATRIOTIK, DEMOKRATIK, MILITAN

Jumat, 26 Maret 2010

Pernyataan Sikap Menyambut Kedatangan Wapres Budiono dan 10 Menteri KIB II di Kallimantan Barat

-->
ALIANSI MAHASISWA KALIMANTAN BARAT
(AMKB)
GMKI, GmnI, FMN, PMKRI, BEM UPB
Pernyataan Sikap Menyambut Kedatangan Wapres Dan 10 Menteri KIB II Di Kalimantan Barat
Stop Penindasan Dan Penghisapan, Kembalikan Hak Rakyat!!!
Masih teringat jelas dalam benak Rakyat Indonesia ketika Rezim SBY-Budiono begitu membanggakan berbagai program yang telah dicapai dalam peringatan 100 hari permerintahan ini yang dibantu para menteri yang tergabung dalam Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II. Berbagai program yang di gembargemborkan memiliki keberhasilan seharusnya memiliki efek yang dirasakan oleh rakyat, tapi kenyataannya rakyat tidak mendapat apapun efek dari program yang diklaim SBY sukses. Program Kredit Usaha Rakyat yang besarnya Rp 20 triliun dengan masa pinjaman 5 tahun sama sekali tidak efektif dan mampu diserap oleh rakyat akibat bunganya yang begitu tinggi yaitu 22 %. kemudian dalam sektor pertanahan Pembagian satu juta sertifikat tanah oleh SBY kepada rakyat tidak lebih merupakan skema sertifikasi tanah yang diprogramkan oleh SBY dalam program Land reform palsu yang telah ditolak oleh kaum tani .

Senin, 22 Maret 2010

Pernyataan Sikap Peringatan Hari Air Internasional, 22 Maret 2010

ALIANSI MAHASISWA KALIMANTAN BARAT(AMKB)
FMN, GMNI, BEM UPB, GMKI, PMKRI, MAPALA CAGAR GASPASI, HIBER UNTAN, GEMPA FISIP UNTAN

-->
“Peringati Hari Air dan Bumi Dengan Menghentikan Ekspansi dan Eksploitasi Terhadap Lingkungan”


Dalam beberapa tahun terakhir ini kita mendapati kenyataan bahwa bumi menjadi pijakan umat manusia di hantam badai tiada henti. Pukulan demi pukulan menghantam semua lini kehidupan manusia, di mulai dari terjadinya krisis pangan, krisis energi, krisis lingkungan, krisis keuangan hingga sampai dengan krisis kemenusiaan yang di akibatkan oleh perang yang tiada hentinya. Problem pokok yang dihadapi oleh umat manusia saat ini menjadi pemandangan yang biasa dan sudah merupakan kejadian yang biasa-biasa saja, sehingga sudah di anggap bukan persoalan lagi dan hal tersebut di anggap sebagai takdir yang di hadapi oleh umat manusia. Padahal jika kita telah lebih jauh dengan meluaskan jangkauan berfikir kita dan mendalami setiap kejadian oleh manusia.